Tuesday, October 20, 2015

Mengenal burung Rambatan jantan dan betina


Burung yang satu ini mempunyai kebiasaan yang cukup unik, yaitu suka berjalan merambati pohon, ranting dan lain-lain. Karena kebiasaannya itu,banyak sobat Burung kicau yang menyebutnya dengan burung Rambatan, meskipun dalam nama burung nasional di sebut dengan nama burung Munguk Beledu.

Selain kebiasaanya yang unik, burung imut ini juga mempunyai kicauan yang tak kalah unik juga, yaitu dengan suara crecetan atau tembakan tajamnya yang hampir mirip seperti tembakan dari burung Cililin, jika burung Cililin memiliki suara tembakan yang tajam dan tebal maka burung rambatan ini memiliki suara yang tajam dan nyaring.

Di tambah lagi burung yang mempunyai nama latin Sitta Frontallis ini cukup mudah dalam perawatannya, karena burung ini sangat mudah untuk beradaptasi dan mudah jinak. Oleh sebab itu, dengan segala kelebihannya, maka tak sedikit yang menjadikan burung ini sebagai master untuk burung-burung jagoan mereka.

Burung yang berukuran sekitar 12 cm ini banyak tersebar di Asia tenggara, Filiphina, India, China selatan, Sunda besar, Semenanjung Malaysia, Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Dan mereka menyukai hutan yang berdataran rendah hingga ketinggian 1.500 di atas permukaan laut seperti daerah perbukitan, hutan rawa, hutan pinus, perkebunan dan lain-lain.

Layaknya burung Anis, Murai batu, Kacer, Ciblek, di alam bebas mereka memakan serangga-serangga kecil seperti ulat, belalang, laba-laba, jangkrik dan lain-lain.

Perbedaan Jenis kelamin (Sexing) pada burung Rambatan jantan dan betina:

  • Biasanya burung jantan memiliki bulu dengan warna yang lebih terang atau cerah daripada yang betina.
  • Yang lebih pasti adalah pada burung jantan terdapat garis yang menyambung dari dahinya seperti alis yang berwarna hitam hingga ke belakang mata, sedangkan untuk burung betina tidak ada garis atau alis hitamnya.


Monday, October 12, 2015

Mengenali burung Cucak kombo / Kecial kombo jantan dan betina


Meskipun burung yang satu ini memiliki sebutan nama Cucak kombo, namun burung bukanlah termasuk dalam keluarga burung Cucak-cucakan atau merbah, melainkan dia adalah sejenis burung penghisap madu (Honey eater), adapun juga yang menyebut burung ini dengan sebutan Kecial kombo.

Ternyata burung yang memiliki nama latin Lichmera Lombokia ini adalah burung endemik dari Indonesia, yang bisa sobat Burung kicau temukan di Pulau lombok, Flores (NTT) dan Sumbawa (NTB).

Tetapi ada juga Cucak kombo yang  mempunyai nama latin Lichmera Limbata yang habitatnya tersebar di Lombok, Flores, Sumbawa, Bali, Pulau Komodo, Sangeang, Alor, Sumba, Lomblen, Savu, Roti, Ndoo, Ndao, Semau, dan Timor.

Layaknya burung Kolibri, burung ini pun adalah termasuk burung yang di lindungi, karena burung ini memiliki peranan penting dalam  keseimbangan ekosistem alam ini, karena keberadaannya dapat membantu dalam penyerbukan bunga secara alami.

Namun ternyata banyak yang memburu burung ini dan tidak sedikit pula pedagang yang menjual burung ini di pasaran, karena burung ini memiliki suara crecetan yang khas dan layak di jadikan masteran, jika burung Kolibri memiliki crecetan yang sangat rapat dan nyaring, maka burung ini suaranya agak tebal di bandingkan dengan burung Kolibri.

Membedakan jenkel (jenis kelamin) dari burung ini:

Untuk membedakan ciri-ciri dan jenis kelamin dari burung ini cukup sulit, karena jika di lihat sepintas burung ini hampir tidak ada perbedaan antara burung jantan dan betina, jadi harus benar-benar teliti.

Betina:
  • Warna bulu pada betina lebih terang di bandingkan dengan yang jantan.
  • Memiliki garis warna kuning pada pangkal paruhnya.
  • Ada warna kuning kehijauan yang tegas pada daerah atas kepala, bawah paruh dan ujung sayap.
  • Ada semburat kuning pada dadanya.

Jantan:
  • Warna bulunya lebih gelap atau tidak secerah betina.
  • Jika betina pada bagian atas kepala, bawah paruh dan punggungnya agak berwarna kekuningan, maka pada burung jantan warnanya abu-abu gelap.
  • Ada bercak-bercak hitam pada leher/dada. 



Sunday, October 4, 2015

Mengenal burung Cabe jawa / Kemade / Ndas abang jantan dan betina

Burung kecil ini mempunyai sebutan yang banyak, antara lain yaitu burung  cabai jawa, cabean, kemade, tongcit, emprit ndas abang dan lain-lain, dalam bahasa inggris burung ini di sebut Scarlet Headed Flowerpecker.

Sosoknya sering terlihat di pekarangan rumah, hutan mangrove, di kebun, dan sangat menyukai pohon-pohon yang sedang berkembang atau berbunga seperti pohon mangga, jambu, rambutan, kersen dan lain-lain. Daerah penyebarnnya pun cukup luas yakni di Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sumatra.

Burung yang berukuran sekitar 8 cm ini mempunyai nama latin Dicaeum Trochileum dan termasuk dalam keluarga Dicaeidae, sebenarnya keberadaannya mempunyai peranan yang penting dalam sistem ekologi, karna dia dapat membantu penyebaran biji-biji dari sisa buah-buahan yang telah dia makan, atau yang di sebut dengan Ornithokori (pohon/tanaman yang membutuhkan bantuan dari burung untuk menyebarkan biji-bijinya), seperti tanaman benalu.

Di alam habitatnya burung ini memakan buah dari tanaman benalu, buah-buahan dan juga serangga-serangga yang berukuran kecil.

Kicauannya yang khas dengan tembakan crecetannya yang tajam dan rapat, menjadikan burung ini marak di buru para penghoby Burung Kicau, kebanyakan untuk  di jadikan sebagai burung master, apalagi harganya juga cukup terjangkau.

Untuk membedakan jenis kelaminnya pun tidak terlalu sulit untuk burung yang dewasa
Ciri-ciri Jantan:
Pada bulu bagian kepala,leher dan punggung berwarna merah, tunggir / pangkal ekor juga  berwarna merah, sementara sayapnya berwarna gelap / hitam dan perutnya berwarna putih ke coklatan / ke abu-abuan.

Sedangkan betina:
Pada bagian tunggir / pangkal ekor juga berwarna merah tetapi pada bagian kepala hingga punggungnya berwarna coklat ke abu-abuan, untuk kurang lebihnya lihat gambar..






Friday, October 2, 2015

CIRI-CIRI INDUKAN YANG BAIK BURUNG GELATIK

CIRI-CIRI INDUKAN YANG BAIK BURUNG GELATIK

1. Perangai lincah

Burung Gelatik Jawa tidak boleh sering berdiam diri dan harus aktif bergerak ke sana kemari. Jika ada sesuatu yang mendekati sangkarnya otomatis burung ini akan terbang kelabakan.

Yang dikhawatirkan dari burung yang diam adalah kemungkinan mengalami stres atau sedang sakit. Hal-hal seperti ini dapat berakibat fatal pada gagalnya usaha penangkaran yang sedang dilakukan.

2. Bulu tertata rapi dan tidak mengkorok

Bulu yang tertata rapi menunjukkan burung ini bersih dan tidak sedang mengalami stres. Burung Gelatik silver umumnya merawat bulu dan menatanya sesudah mandi. Apabila bulunya tampak mengkorok menandakan burung tersebut sedang menderita sakit.

3. Dubur bersih

Bagian dubur harus benar-benar diperhatikan dengan seksama. Bersih tidaknya bagian dubur menunjukkan kondisi kesehatan dari burung itu sendiri. Jangan pilih seekor burung dengan dubur yang tidak bersih dan di sekitarnya banyak kotoran.

Hal ini menunjukkan bahwa burung tersebut menderita permasalahan dengan pencernakannya. Dapat saja burung terkena mencret atau infeksi pada usus atau lambungnya. Yang dikhawatirkan hal tersebut akan menurun pada anakannya.

4. Paruh

Pilihlah burung yang letak paruh antara bagian atas dengan bagian bawahnya simetris. Jangan sampai terpilih yang cacat, yaitu antara paruh atas dengan bawahnya tidak mengatup secara sempurna. Cacat seperti ini dapat terjadi akibat perkawinan yang sedarah.

5. Lingkar mata

Lingkar mata juga merupakan salah satu petunjuk untuk mengetahui kesehatan burung. Harus diperhatikan bahwa warna lingkar mata tersebut adalah merah terang bukan pucat. Warna pucat menunjukkan kondisi burung yang kurang fit.

Burung yang baik biasanya memiliki lingkar mata yang membulat sempurna dengan ketebalan yang rata. Selain itu, lingkar matanya bersih dan halus, tidak terdapat lekukan-lekukan.

ARTIKEL BURUNG GELATIK PALING BANYAK DIBACA PENGUNJUNG




PERAWATAN HARIAN BURUNG CENDET

PERAWATAN HARIAN BURUNG CENDET


Perawatan harian untuk burung Cendet relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
  1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
  2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
  3. Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
  4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
  5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan CD Master Natural Therapy Plus (NTPlus) atau CD Master Bird Contest Therapy (BCT).
  7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  8. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
  9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan diperdengarkan suara Master dari CD Master Ocehan selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PERINGATAN :

* Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
* Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.

* Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.

Setelah Anda membaca informasi PERAWATAN HARIAN BURUNG CENDET  yang kami sarikan di blog kicaucendet ini kami mengharapkan informasi diatas sesuai dengan informasi yang anda cari, jika Anda merasa informasi tersebut diatas belum lengkap kami sarankan Anda mencari di search engine dengan kata kunci burung cendet.

Untuk menambah informasi tentang burung lainnya lainnya kami sarankan Anda juga membaca postingan tentang:

SEKILAS INFO TENTANG BURUNG GELATIK



Mulanya burung Gelatik Jawa(Padda oryzivora) adalah burung berkicau yang berasal dari suku Estrildidae sempat dianggap sebagai burung pengganggu bagi para petani karena memiliki populasi yang sangat banyak, terutama di Jawa dan Bali.

Lain dulu lain sekarang. Kini burung Gelatik Jawa cukup sulit ditemukan dan bisa dibilang sebagai burung yang langka. Dalam jangka panjang hal ini akan menyebabkan burung ini terancam punah di habitat aslinya.

Penyebabnya adalah kerusakan alam atau tergesernya lahan hijau, penggunaan pestisida atau pupuk kimia pada pertanian, perubahan pergiliran tanaman padi, dan yang paling parah adalah penangkapan besar-besaran yang dilakukan oleh manusia yang dilakukan untuk orientasi bisnis.

Walaupun burung ini tadinya dibenci petani dan dikenal sebagai burung pengganggu, namun burung Gelatik Jawa kini telah menjadi salah satu burung idaman bagi penggemar burung.

Ditambah burung ini memiliki harga yang cukup mahal, yaitu sekitar 600 ribu rupiah per ekor (tergantung jenisnya), sehingga hal ini semakin menambah daya tarik seseorang untuk menangkar burung Gelatik Jawa .



Burung Gelatik Jawa biasanya dijadikan sebagai burung hias karena memiliki pola warna bulu yang sangat indah dan terlihat menarik. Ciri-ciri fisik antara burung Gelatik jantan dan betina hampir sama.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari burung Gelatik Jawa, yaitu :
  • Memiliki ukuran tubuh yang kecil dan panjang tubuh sekitar 15 cm
  • Memiliki warna bulu kepala yang berwarna hitam
  • Memiliki pipi yang berwarna putih
  • Memiliki paruh berukuran besar yang berwarna merah
  • Memiliki kaki yang berwarna merah muda
  • Pada lingkaran mata terdapat lingkaran yang berwarna merah
  • Perut berwarna coklat kemerahan
  • Burung Gelatik muda berwarna cokelat atau belum memiliki warna yang tegas seperti induknya
  • Burung Gelatik dewasa berwarna abu-abu.
Habitat Burung Gelatik

Burung Gelatik lebih sering ditemukan di Pulau Jawa dan Bali. Burung ini biasanya hidup di sawah, hutan padang rumput, dan lahan budidaya.

Walaupun burung ini merupakan burung endemik dari Indonesia, namun spesies ini kini dikenal sebagai burung hias di berbagai negara di seluruh dunia.



Burung ini hidup dengan membuat kelompok yang terdiri dari 5 hingga 10 ekor burung sejenis dan mudah berpindah-pindah tempat.


Makanan Burung Gelatik


Makanan alami dari burung Gelatik Jawa adalah biji-bijian seperti beras atau padi, serangga dan buah.


Reproduksi Burung Gelatik

Ketika sudah memasuki musim kawin, sepasang burung Gelatik Jawa akan membuat sarang di lubang pohon atau mencari lubang di tebing-tebing. Burung ini cenderung menempati sarang yang ditinggal oleh burung lain.

Dalam satu kali masa bertelur, burung Gelatik Jawa bisa bertelur sebanyak 3, 4 atau 6 butir telur yang berwarna putih. Setelah bertelur induk burung Gelatik Jawa jantan dan betina akan bergantian menjaga telur hingga menetas.

Penangkaran burung Gelatik Jawa


Pada dasarnya beternak burung Gelatk Jawa relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan ternak jenis burung berkicau yang lain.

Dari segi bisnis, keuntungan beternak burung ini sangat menggiurkan karena tidak memerlukan modal yang sangat besar dan biaya perawatannya pun bisa dibilang murah. Tidak jarang peternak kelas kecil atau menengah berhasil meraup keuntungan antara jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Kunci utama dari penangkaran burung Gelatik jawa tidak berbeda dengan penangkaran jenis burung berkicau yang lain, yaitu ketekunan.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa anda lakukan jika ingin menangkarkan burung Gelatik Jawa, diantaranya :

Kandang Budidaya

  • Ukuran kandang yang ideal untuk sepasang burung Gelatik jawa adalah kandang yang berukuran 30 cm x 40 cm.
  • Anda bisa menggunakan kerangka kayu atau besi sebagai bahan utama untuk membuat kandang, lalu tutup dengan kawat kasa yang berukuran 1 cm x 1 cm.
  • Sebaiknya anda menggunakan kawat kasa agar kandang mendapatkan penyinaran yang baik dari matahari. Karena burung Gelatik sangat suka mandi maka sinar matahari yang masuk ke dalam kandang akan sangat berguna untuk penjemuran setelah burung selesai mandi.
  • Anda bisa menggunakan seng, genting, asbes dan tripleks sebagai atap kandang.
  • Jika anda tidak ingin membuat kandang sendiri, anda juga bisa membeli kandang yang sudah jadi. Biasanya kandang yang dijual sudah dilengkapi dengan sarang buatan di dalamnya. Harga kandang ini cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 350.000,- yang berisi 6 kotak dan bisa menampung sekitar 5-10 ekor burung Gelatik Jawa..
Mempersiapkan Indukan

Untuk memulai penangkaran burung Gelatik Jawa ada beberapa hal yang harus anda persiapkan dengan baik, salah satunya adalah pemilihan calon induk.

Penentuan induk yang baik harus dilakukan berdasarkan pengetahuan mengenai tingkah laku, jenis kelamin,dan umur burung Gelatik Jawa.

Jika ingin Penangkaran berjalan dengan sangat baik dan ingin mendapatkan indukan yang baik, maka anda juga harus mendapatkan burung Gelatik Jawa yang baik pula.

Umumnya burung yang baik tersebut dapat diperoleh dari penangkar yang sudah sukses. Harus diketahui pula bahwa kesuburan, warna, dan hal lainnya yang bersifat genetis diturunkan dari induk ke anaknya sehingga dari induk yang baik akan dapat diperoleh anakan yang baik pula.

Dari induk seperti ini kita sudah mendapatkan 50% keberhasilan. Sisanya tergantung bagaimana cara kita merawatnya.
ARTIKEL BURUNG GELATIK PALING BANYAK DIBACA PENGUNJUNG




CIRI KHUSUS GELATIK SILVER JANTAN DAN BETINA



Untuk membedakan jenis kelamin pada gelatik silver sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Berikut ini beberapa hal yang dapat dijadikan acuan untuk membedakan antara jantan dan betina pada gelatik silver.

1. Bentuk paruh
Bentuk paruh antara gelatik silver jantan dan betina secara sekilas hampir sama. Untuk membedakannya harus diamati secara teliti. Bagi penangkar, tentunya sudah terbiasa dan cepat dalam membedakannya. Lain halnya bagi yang masih awam harus mencermatinya benar-benar.

Paruh gelatik siver jantan, lebih tebal membentuk lekukan pada bagian atas kepala. Paruh gelatik silver betina, hampir rata dengan bagian atas kepala.

Bentuk paruh gelatik silver jantan lebih melebar jika dilihat dari depan. Sementara jika dilihat dari samping akan tampak lebih menebal. Bagian yang menebal ini terlihat jelas pada paruh bagian atas. Pada bagian atas lubang hidungnya kelihatan lebih menebal sehingga membuat lekukan pada kepalanya. Sementara pada yang betina bagian ini tidak terlalu tebal sehingga bagian atas kepala sampai ke ujung paruh terlihat lebih rata.
Warna paruh umumnya sama antara yang jantan dengan betina. Namun jika dibandingkan, warna merah pada paruh gelatik silver betina cenderung lebih terang. Sementara pada paruh gelatik silver jantan lebih tajam (gelap).

2. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh gelatik silver jantan dan betina hampir sama. Namun jika diamati, tubuh jantan akan kelihatan lebih panjang terutama pada bagian leher dan kaki. Namun, hal ini lebih dikarenakan kebiasaan gelatik silver jantan yang suka bertengger dengan tubuh yang tegak. Sedangkan yang betina umumnya saat bertengger kurang tegak dan lebih suka diam. Selain itu, kaki dan jemari yang jantan umumnya lebih panjang serta ramping dibanding betinanya.

3. Suara yang diperdengarkan
Baik gelatik silver jantan maupun betina dapat bersuara. Namun, suara pada yang betina hanya sedikit sehingga sering dikatakan tidak bersuara. Lain halnya pada yang jantan, suaranya lantang dan dapat membentuk kicauan. Kicauan ini cukup enak untuk dinikmati, meski saat ini hal tersebut kurang diperhatikan. Kicauan akan semakin keras saat masa berahi. Pada saat ini gelatik silver jantan menunjukkan kemampuannya untuk menarik pasangannya. Selain dengan suara, gelatik silver jantan juga memiliki sejenis tarian untuk memikat, sedangkan yang betina relatif lebih diam (pasif).

Tetapi semuanya itu belum bisa di jadikan patokan, karena metode d atas belum 100% berhasil, dan cara efektif untuk mengenali jenis kelamin gelatik adalah dengan cara molecular sexing, yakni menentukan jenis kelamin burung berdasarkan analisis DNA. Tetapi molekular sexing sangat mahal dan hanya bisa dikerjakan di laboratorium. Celakanya, belum banyak laboratorium di Indonesia yang bisa mengerjakan hal tersebut.
ARTIKEL BURUNG GELATIK PALING BANYAK DIBACA PENGUNJUNG