Saturday, March 16, 2013

Pleci (Burung Kacamata) dan Keluarganya

Pleci, si burung kecil yang saat ini sedang digandrungi para penggemar burung di tanah air. Si kecil yang suka berkicau, memiliki bentuk tubuh mungil, tapi memiliki suara yang luar biasa, konon beberapa bisa teler mirip dengan gaya burung Punglor Merah (Zootera citrina).

Klasifikasi:
  • Ordo: Passeriformes
  • Family: Zosteropidae
  • Genus: Zosterops 
  • Species:  (di dunia sekitar 75 species, di Indonesia sekitar 22 species)

Burung-burung jenis Pleci ini memiliki ciri dengan lingkaran di sekitar mata berwarna putih, dalam bahasa Inggris burung ini memiliki nama white-eye. Burung Pleci sebenarnya banyak memiliki anggota yang bersifat endemik di suatu pulau atau kepulauan, seperti jenis yang baru ditemukan tahun 2007 di kepulauan Togian, Sulawesi Tengah.

Burung Pleci atau burung Kacamata yang termasuk dalam genus Zosterops, terdiri dari 75 species, yang tersebar di daerah tropis, dan perkembangannya pun masih dalam level aman alias tidak terancam punah.

Daerah penyebaran burung Pleci mencakup wilayah tropis Afrika, Asia dan Australia bagian utara. Tubuh berkisar antara 8 - 15 cm, dengan ciri khas adanya cincin lingkaran pada mata, tapi untuk beberapa jenis tidak memiliki ciri khas ini. Zosterops sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "sabuk mata".

Jenis-jenis burung kacamata:
Kacamata biasa,
Zosterops palpebrosus
(Oriental White-eye)
  • Kacamata biasa, Zosterops palpebrosus (Oriental White-eye)
    Burung ini merupakan penetap di hutan-hutan terbuka di kawasan Asia tropis, mulai dari India ke timur hingga Cina dan Indonesia.
    Panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10–11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau hijau kekuningan (hijau zaitun), sedangkan sisi bawah bervariasi tergantung rasnya, kecuali leher dan dada berwarna kuning terang. Sayap membundar dengan kaki yang kuat.
    Beberapa ras yang terdapat di Indonesia dan cirinya.
    • Z.p. auriventer di Sumatra, Kalimantan dan Asia Tenggara.
    • Z.p. buxtoni di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa bagian barat. Mirip dengan Kacamata Gunung Zosterops montanus, sisi bawah tubuh berwarna abu-abu keputihan; perbedaannya buxtoni memiliki sebuah garis kuning membujur di tengah dada hingga perut, paha yang berwarna putih, dan iris mata kecoklatan (montanus, iris putih). Sangat mirip dengan kacamata belukar Zosterops everetti, yang perutnya lebih abu-abu dan pita kuning di dadanya lebih lebar.
    • Z.p. melanurus di Jawa dan Bali. Sisi bawah tubuh kuning seluruhnya. Sisi atas tubuh (termasuk tunggir) hijau zaitun, dengan bercak kuning di atas paruh. Mirip dengan Kacamata Laut Zosterops chloris yang bertubuh sedikit lebih besar dan memiliki kekang hitam gelap.
    • Z.p. unicus di Sumbawa dan Flores. Seperti melanurus, namun tunggirnya berwarna kuning.
  • Kacamata-kuning Afrika, Zosterops senegalensis
    • Kacamata Kamerun, Zosterops (senegalensis) stenocricotus
    • Kacamata Kirk, Zosterops (senegalensis) kirki
  • Kacamata Pemba, Zosterops vaughani
  • Kacamata sisi-berangan, Zosterops mayottensis
    • Kacamata sisi-berangan Seychelles, Zosterops (mayottensis) semiflava,
      punah (akhir abad-19)
  • Kacamata tepi-lebar, Zosterops poliogastrus - sebelumnya poliogaster
    • Kacamata Kulal, Zosterops (poliogastrus) kulalensis
    • Kacamata Taita, Zosterops (poliogastrus) silvanus
    • Kacamata Pare selatan, Zosterops (poliogastrus) winifredae
    • Kacamata Kikuyu, Zosterops (poliogastrus) kikuyuensis.
  • Kacamata dada-putih, Zosterops abyssinicus
  • Kacamata Tanjung Harapan, Zosterops pallidus
    • Kacamata Sungai Orange, Zosterops (pallidus) pallidus
  • Kacamata Madagascar, Zosterops maderaspatanus
  • Kacamata Komoro, Zosterops mouroniensis
  • Kacamata Sao Tome, Zosterops ficedulinus
  • Kacamata Annobon, Zosterops griseovirescens
  • Kacamata Mascarene, Zosterops borbonicus
    • Kacamata-kelabu RĂ©union, Zosterops (borbonicus) borbonicus
    • Kacamata-kelabu Mauritius, Zosterops (borbonicus) mauritianus
  • Kacamata Reunion, Zosterops olivaceus
  • Kacamata-zaitun Mauritius, Zosterops chloronothos
  • Kacamata Seychelles, Zosterops modestus
  • Kacamata Sri Lanka, Zosterops ceylonensis
  • Kacamata paha-berangan, Zosterops erythropleurus
  • Kacamata Jepang, Zosterops japonicus
  • Kacamata dataran-rendah, Zosterops meyeni
  • Kacamata Enggano, Zosterops salvadorii
  • Bridled White-eye, Zosterops conspicillatus,
    kemungkinan polifiletik atau parafiletik
    • Kacamata Guam, Zosterops (conspicillatus) conspicillatuspunah (1983)
  • Kacamata Rota, Zosterops rotensis,
    baru-baru ini dipisahkan dari Z. conspicillatus
  • Kacamata polos, Zosterops hypolais
  • Kacamata Kepulauan Caroline, Zosterops semperi
  • Kacamata topi-hitam, Zosterops atricapilla - sebelumnya atricapillus
  • Kacamata belukar, Zosterops everetti
  • Kacamata kekuningan, Zosterops nigrorum

  • Kacamata Gunung, Zosterops montanus
    Kacamata Gunung,
    Zosterops montanus
    Kacamata Gunung, tersebar di Indonesia dan Filipina dengan 9 subspesies.
    1. Z.m. difficilis (Robinson dan Kloss, 1918). Gunung Dempo, Sumatera
    2. Z.m. diuatae (Salomonsen, 1953). Filipina bagian selatan.
    3. Z.m. halconensis (Mearns, 1907). Pulau Mindoro, Filipina
    4. Z.m. montanus (Bonaparte, 1850). Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku Selatan
    5. Z.m. obstinatus (Hartert, 1900). Ternate, Bacan, dan Seram
    6. Z.m. parkersi (duPont, 1971). Gunung Palawan, Filipina bagian barat.
    7. Z.m. pectoralis (Mayr, 1945). Pulau Negros, Filipina.
    8. Z.m. vulcani (Hartert, 1903). Gunung Kitanglad dan Gunung Apo, Mindanao
    9. Z.m. whiteheadi (Hartert, 1903). Dataran tinggi Pulau Luzon, Filipina utara

  • Kacamata Pulau Christmas, Zosterops natalis

Kacamata Jawa,
Zosterops flavus
  • Kacamata Jawa, Zosterops flavus.  Biasa disebut dengan nama burung Kacamata saja. Ditemukan di Indonesia dan Malaysia. Habitat alami adalah hutan dataran rendah tropis atau subtropis, hutan mangrove tropis atau subtropis, dan semak belukar subtropis atau tropis. Saat ini burung Kacamata Jawa mulai terancam kehilangan habitat.
    Ukuran tubuh 10 cm, dan didominasi warna kuning. Tubuh bagian atas berwarna kuning zaitun, dan bagian bawah berwarna kuning biasa. Iris berwarna coklat, paruh dan kaki kehitaman. Mirip dengan burung Kacamata Laut, tapi Kacamata Jawa berukuran lebih kecil, warna lebih terang, dan tanpa bintik hitam pada kekang. Kicauan berupa desisan seperti nada kontak yang tinggi diantara anggota kelompok dan suara yang tajam.
    Tersebar di Jawa dan Kalimantan. Berhabitat di hutan mangrove, semak pantai, hutan pantai dan di pinggiran hutan. Mencari makan dalam kelompok besar. Makanan nektar bunga, serangga kecil, dan buah-buahan. Sarang berbentuk cawan. Telur 2 butir dengan warna kebiru-biruan. Perawatannya yang mudah dan suara lumayan bervariasi. Burung ini cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Sehingga sangat diminati para penggemar burung.

Kacamata Laut,
Zosterops chloris
  • Kacamata Laut, Zosterops chloris.  Endemik di Indonesia, yakni di selat Sunda hingga kepulauan Aru. Ukuran tubuh 11 cm, dan daerah perut warna kuning. Tubuh bagian atas kuning-zaitun, tubuh bagian bawah kuning-lemon-pucat. Iris coklat, paruh dan kaki kehitaman. Mirip dengan burung Kacamata Jawa, tapi tubuh lebih besar dan kekang yang berwarna hitam gelap.





  • Kacamata limau, Zosterops citrinella - sebelumnya citrinellus
  • Kacamata Kai, Zosterops grayi
  • Kacamata Tual, Zosterops uropygialis
  • Kacamata Sulawesi, Zosterops consobrinorum
  • Kacamata Makasar, Zosterops anomalus
  • Kacamata Wallacea, Zosterops wallacei
  • Kacamata dahi-hitam, Zosterops atrifrons

  • Kacamata Sangihe, Zosterops nehrkorni
    Kacamata Sangihe,
    Zosterops nehrkorni
    Burung endemik pulau Sangihe ini tergolong jenis burung langka di Indonesia. Keberadaan burung kacamata sangihe terancam punah yang oleh IUCN Redlist dan birdlife dimasukkan dalam status konservasi kritis (Critically Endangered). Status keterancaman tertinggi lantaran diperkirakan burung endemik Sangihe ini jumlahnya kurang dari 50 ekor burung dewasa. Berhabitat di kawasan hutan pegunungan dengan iklim subtropik atau tropis lembab. Terancam kehilangan habitat.
    Sempat dianggap sebagai bagian dari spesies Zosterops atrifrons (Kacamata dahi-hitam). Namun kemudian spesies kacamata dahi-hitam ini dibedakan menjadi tiga spesies yakni Zosterops atrifrons, Zosterops stalkeri (Kacamata Seram), dan Zosterops nehrkorni (Kacamata Sangihe).
    Ukuran tubuh 12 cm. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun dengan tunggir warna kuning-hijau mencolok. Ekor berwarna hijau-hitam gelap. Dahi berwarna hitam. Lingkaran mata berwarna putih dam agak lebarlebar. Pipi, tenggorokan dan penutup ekor bawah berwarna kuning cerah. bagian bawah lainnya dari burung kacamata sangihe berwarna putih-mutiara dengan sisi tubuh abu-abu. Paruh dan kaki jingga pucat. Suara hampir mirip suara burung Kacamata dahi-hitam namun lebih tipis dan halus. Rentetan siulannya mempunyai nada yang lebih cepat. Habitat utama burung ini di daerah perbukitan dengan ketinggian antara 700-1000 meter dpl.
    Burung pleci ini terbatas dan endemik hanya bisa dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Bahkan di pulau Sangihe, burung ini hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 km2.

  • Opior dwiwarna (Kacamata Seram), Zosterops stalkeri,
    kadang-kadang dimasukkan ke dalam genus Tephrozosterops
  • Kacamata Halmahera, Zosterops atriceps
  • Kacamata kecil, Zosterops minor
  • Kacamata Tagula, Zosterops meeki
  • Kacamata kepala-hitam, Zosterops hypoxanthus
  • Kacamata Biak, Zosterops mysorensis
  • Kacamata Arfak, Zosterops fuscicapilla – sebelumnya fuscicapillus
  • Kacamata Buru, Zosterops buruensis
  • Kacamata Ambon, Zosterops kuehni
  • Kacamata Papua, Zosterops novaeguineae
  • Kacamata-kuning Australia, Zosterops luteus
  • Kacamata pulau, Zosterops griseotinctus
  • Kacamata Rennell, Zosterops rennellianus
  • Kacamata belang, Zosterops vellalavella
  • Kacamata Ranongga, Zosterops splendidus
  • Kacamata Ghizo, Zosterops luteirostris
  • Kacamata Solomon, Zosterops kulambangrae
  • Kacamata Murphy, Zosterops murphyi
  • Kacamata tenggorokan-kuning, Zosterops metcalfii
  • Kacamata tenggorokan-kelabu, Zosterops rendovae
  • Kacamata Malaita, Zosterops stresemanni
  • Kacamata Santa Cruz, Zosterops santaecrucis
  • Silvereye, Zosterops lateralis
    • Lord Howe Silvereye, Zosterops (lateralis) tephropleurus,
      sebelumnya tephropleurus
  • Lord Howe White-eye, Zosterops strenuus,
    sebelumnya strenua; punah (lk. 1918)
  • Kacamata paruh-ramping, Zosterops tenuirostris
  • Kacamata leher-putih, Zosterops albogularis
  • Kacamata Lifou besar, Zosterops inornatus
  • Layard's White-eye, Zosterops explorator
  • Kacamata dahi-kuning, Zosterops flavifrons
  • Kacamata punggung-hijau, Zosterops xanthochroa,
    sebelumnya xanthochrous
  • Kacamata Lifou kecil, Zosterops minutus
  • Kacamata Samoa, Zosterops samoensis
  • Dusky White-eye, Zosterops finschii
  • Kacamata kecoklatan, Zosterops cinereus
  • Kacamata-zaitun Yap, Zosterops oleagineus,
    kadang-kadang ditempatkan dalam marga Rukia (R. oleaginea)

  • Kacamata Togian, Zosterops somadikartai, baru dideskripsi tahun 2008
    Kacamata Togian,
    Zosterops somadikartai
    Endemik di beberapa pulau bagian dari kepulauan Togian Sulawesi. Peneliti dari Universitas Indonesia, Mochamad Indrawan dan Sunarto pertama melihatnya di alam pada tahun 1997, dan nama jenis diambil dari nama Profesor Soekarja Somadikarta, seorang pakar burung Indonesia terkemuka. Burung ini tidak memiliki lingkaran putih di seputar mata. Meskipun belum dievaluasi oleh IUCN, diyakini jenis ini berstatus terancam. Burung ini sekilas mirip dengan burung kacamata dahi-hitam (Zosterops atrifrons) namun tanpa ‘kacamata’ (lingkaran) putih di sekeliling mata. Burung kacamata Togian memiliki ‘topi’ hitam yang tak seberapa besar, warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata, pangkal paruh yang jelas berwarna pucat, dan selaput pelangi mata (iris) yang berwarna kemerahan. Kacamata Togian juga berbeda dengan Zosterops surdus dari Sulawesi tengah sebelah barat, terutama pada warna zaitun di punggungnya yang lebih pucat dan lebih terang, dan pada warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata. Selanjutnya jenis ini berbeda dengan Zosterops subatrifrons dari Pulau Peleng dan Banggai pada tiadanya lingkaran-mata putih di seputar matanya, dada yang lebih abu-abu, dan topi hitam yang kurang lebar. Burung kacamata makasar (Zosterops anomalus) dari Sulawesi selatan juga tak memiliki lingkaran-mata putih, namun ia memiliki bintik-bintik putih kecil di seputar matanya. Pola dasar kicauan burung ini pun berbeda dengan spesies-spesies Zosterops lainnya, walau memiliki wilayah yang berdekatan.
    Habitat meliputi hutan bakau hingga ke vegetasi sekunder dan kebun-kebun kelapa, cengkeh, kakao, dan durian. Burung ini senang berkelompok, bergerak dalam gerombolan paling sedikit berdua atau bertiga. Burung ini tidak didapati di Pulau Togian dan Walea. Burung ini tergolong ke dalam kriteria status “Terancam kepunahan” menurut IUCN.

selengkapnya tentang Pleci lihat di sini: singbird collection

sumber:

    Angry Birds Ternyata Ada di Kehidupan Nyata

    Para pemain game Angry Birds produk Rovio yang populer di Computer atau bisa juga ditemukan di beberapa Handphone yang mengusung game ini, pasti mengenal permainan Angry Birds ini. Kalau belum tau, perlu juga mengetahui permainan tentang burung-burung pemarah ini.

    Burung-burung yang ditampilkan dalam permainan tersebut ternyata memang ada di dunia nyata. Tidak percaya ? mari kita lihat ya ..

    Burung pertama sepertinya burung Kardinal Merah (Paroaria coronata) yang berasal dari daratan Amerika Latin, seperti Uruguay, Paraguay, Argentina, Bolivia, Brazil dan lain-lain. Burung ini juga sudah dikembangbiakkan di Indonesia. Tidak hanya menakutkan seperti dalam permainan Angry Birds yang bisa menabrak hingga menghancurkan bangunan milik si babi hijau, harganya pun menakutkan, sepasang bisa mencapai 15 juta rupiah.

    Burung ke dua, sepertinya dari keluarga Woodpecker, si burung pelatuk yang pernah ada seri Cartoon nya di TVRI, kira-kira 20 tahun yang lalu.

    Burung ke tiga, sepertinya cocok disandingkan dengan si burung kecil berwarna biru ini.


    Burung ke empat sepertinya bisa dipasangkan sebagai si burung Jalak Hitam, yang juga ada di Indonesia.

    Burung ke lima berasal dari jenis burung berparuh besar seperti burung yang ahli menangkap ikan, yaitu burung Bakaka (Kingfisher).






    dirangkum dari: