Friday, August 31, 2012

Jalak Putih

Jalak Putih
Jalak Putih (Sturnus melanopterus), adalah salah satu spesies dari sekian banyak spesies burung Jalak yang ada di Indonesia. Populasi burung Jalak Putih ini tersebar di pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumatra dan Kalimantan.

Bagi kalangan penggemar burung, burung Jalak Putih dianggap sebagai burung tengahan berada di antara Jalak Suren dan Jalak Hitam.
Jalak putih termasuk burung yang eksotis karena memiliki penampilan yang cantik, serta memiliki suara yang tidak kalah baiknya dibanding Jalak Suren maupun Jalak Hitam. Beberapa penggemar burung sering membanding-bandingkan keunggulan antara Jalak Putih dengan Jalak Suren.

Seperti Jalak Bali, populasi burung Jalak Putih ini pun saat ini sedang berada diambang kepunahan, karena maraknya perburuan terhadap burung ini di alam. Keberadaan burung ini telah dilindungi oleh undang-undang, karena populasinya semakin sedikit. Di pulau Jawa burung ini nyaris tidak berkembang, untungnya di pulau Sumatra dan Kalimantan, burung Jalak Puth ini masih berkembang dengan baik. Hanya saja karena permintaan terhadap burung ini dari pulau Jawa, sehingga membuat penduduk setempat di Kalimantan maupun Sumatra jadi turut menangkap burung ini di habitatnya.

Habitat burung Jalak Putih ini adalah di rawa-rawa, hutan dataran rendah. Dahulunya burung ini masih mau berkeliaran di sekitar sawah dekat pedesaan. Tetapi saat ini populasi burung ini hanya terdapat di pedalaman hutan-hutan yang susah dijangkau oleh manusia. Burung ini biasanya berkumpul dalam kelompok kecil 4-5 ekor, tetapi lumayan ribut. Sedangkan dalam berkembang-biak, burung ini suka bersarang di lubang-lubang pohon tinggi, sehingga sarang burung ini sulit ditemukan di hutan.

Sekilas burung Jalak Putih ini mirip dengan Jalak Bali. Bedanya, bagian di sekitar mata Jalak Putih berwarna kuning, sementara pada Jalak Bali bagian ini berwarna biru.
Jalak Putih berukuran sedang, sekitar 20-25 cm, dengan paruh yang kuat, tajam dan lurus. Antara jantan dan betina sangat susah dibedakan, hanya bila diperhatikan dengan seksama, maka terdapat perbedaan pada burung jantan ukuran kepala lebih besar serta volume suara lebih keras dan lebih rajin berkicau, sedangkan betina memiliki ukuran kepala lebih kecil, volume suara lebih kecil, kebanyakan kurang rajin berkicau.

artikel terkait:

Jalak Hitam

Jalak Hitam (Acridoteres javanicus) atau White-vented Myna, memiliki banyak sebutan tergantung dari daerah di mana burung ini berada, mulai dari Jalak Hitam, Kerak Kebo, Jalak Kebo, Jalak Kerak, Kerak Hitam, Jalak Awu dan lain-lain.

Jalak Hitam
Berbeda dengan Jalak Bali yang endemik pulau Bali. Jalak Hitam ini terdapat tersebar di beberapa pulau di Indonesia, seperti di pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali serta di beberapa daerah lain di Indonesia.
Burung Jalak Hitam ini juga temasuk burung yang pintar berkicau, memiliki suara yang khas, dan juga pintar menirukan suara-suara lain yang berada di sekelilingmya. Selain itu burung Jalak Hitam ini ternyata pintar juga menirukan suara manusia, atau bisa berbicara layaknya burung Beo, hanya saja dalam mengucapkan kata-kata tidak sefasih dan sebersih burung Beo.

Burung Jalak Hitam suka hidup di padang terbuka, atau di daerah rawa, serta di sawah-sawah. Biasanya hidup berkelompok dalam antara 5-8 ekor sambil mengeluarkan suara yang ribut. Di habitat aslinya, burung ini bersarang di dalam lubang-lubang pohon besar. Di daerah persawahan burung Jalak Hitam ini suka hinggap di atas punggung kerbau, sambil memakan kutu dan parasit lainnya yang menempel di tubuh kerbau. Oleh karena itulah burung ini di beberapa tempat di pulau Jawa disebut sebagai Jalak Kebo dan Kerak Kebo.

Burung Jalak Hitam ini, di alam bebas, sebenarnya ada 2 jenis, yang dibedakan dari warna bola mata, yaitu Jalak Hitam Mata Kuning dan Jalak Hitam Mata Putih.
  1. Jalak Hitam Mata Kuning, pintar menirukan suara-suara di sekitarnya, dan pintar berkicau.
  2. Jalak Hitam Mata Putih, tidak terlalu pintar berkicau, tetapi pintar menirukan suara manusia, seperti berbicara, layaknya burung Beo, walau tidak sefasih burung Beo. Ukuran tubuh juga lebih besar dari Jalak Hitam Mata Kuning.

Jalak Hitam mata kuning
Di alam liar, makanan kesukaan burung Jalak Hitam ini adalah belalang, ulat, cacing, jangkrik serta beberapa jenis serangga lainnya yang ditemukannya. Selain itu burung ini juga suka menyantap buah-buahan seperti pisang dan pepaya.

Jalak Hitam mata putih
Populasi burung Jalak Hitam saat ini mulai terancam kepunahan, akibat perburuan liar untuk perdagangan burung sampai ke pasar-pasar burung mulai dari pedesaan hingga perkotaan. Pada saat ini tidak jarang kita melihat di rumah-rumah banyak yang memelihara burung Jalak Hitam, yang ditempat di dalam kandang. Burung ini memang burung yang menyenangkan, karena burung ini rajin berkicau (mengoceh), sehingga suasana rumah terasa ramai.

Bagi para penggemar burung kontes (burung lomba), keberadaan burung Jalak Hitam ini juga dimanfaatkan untuk dijadikan burung master, agar suara burung Jalak Hitam ini bisa ditirukan oleh burung-burung lainnya milik si penggemar burung.

Ukuran tubuh Jalak Hitam ini antara 20-30 cm. Di ujung sayapnya terdapat warna putih. Paruh dan kaki berwarna kuning. Mata tajam dan terdapat lingkaran putih atau kuning di antara bola matanya. Jalak Hitam jantan lebih panjang dari betina. Tatapan mata jantan pun lebih tajam. Burung Jalak Hitam betina juga pintar berkicau, bahkan konon menurut para pedagang burung, yang betina lebih bervariasi, hanya volume suara lebih kecil.

Penyebaran burung Jalak Hitam ini hampir seluruh kawasan Asia Tenggara, termasuk pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Malaysia dan Thailand.

artikel terkait:
sumber foto:

Jalak Bali

Jalak Bali atau Leucopsar rothschildi, di daerah asalnya pulau Bali disebut sebagai Curik. Burung ini memiliki ukuran tubuh agak besar, panjang tubuh dari kepala sampai ekor bisa mencapai 25 cm. Burung Jalak Bali ini hanya terdapat di pulau Bali (endemik). Dahulunya pernah ditemukan di pulau Lombok, tetapi itu diduga burung Jalak Bali yang bermigrasi sementara ke pulau Lombok, dan saat ini di pulau Lombok tidak pernah lagi ditemukan burung ini, jadi burung Jalak Bali ini hanya ada di pulau Bali.

Klasifikasi Ilmiah:
kerajaan:  Animalia
filum:       Chordata
ordo:        Aves
famili:      Sturnidae
species:  Leucopsar rothschildi

Burung Jalak Bali ini memiliki ciri khusus, warna putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayap berwarna hitam. Pada bagian pipi tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina, sekilas hampir tidak ada bedanya, hanya saja dapat dibedakan dari ukuran tubuh jantan biasanya lebih besar dari betina, serta jambul di bagian kepala lebih tegak dari burung betina. 
Burung Jalak Bali ini adalah burung yang memiliki karakter riang, suka berkicau bahkan menari di saat sedang bermain air di kolam-kolam kecil. Sehingga membuat jatuh cinta bagi siapa saja yang melihatnya.

Ciri-ciri:

Warna bulu di sekujur tubuhnya putih bersih dengan ujung ekor dan sayap berwarna hitam. Sedangkan bagian pipi tidak ditumbuhi bulu.
Jalak bali mempunyai mata yang berwarna coklat tua, sedangkan daerah di sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru tua. Ini tampak kontras dengan warna bulu badannya.
Kepalanya dihiasi jambul. Keindahan yang mempesona ini terdapat pada jenis kelamin jantan maupun pada betina. Bedanya, jalak Bali jantan mempunyai jambul yang berukuran lebih panjang.
Jalak bali mempunyai kaki yang berwarna abu-abu biru dengan empat jari jemari (satu ke belakang dan tiga ke depan).
Paruh jalak bali berbentuk runcing dengan panjang 2-5 cm, dengan bentuk yang khas karena pada bagian atasnya terdapat peninggian yang memipih tegak. Warna paruh abu-abu kehitaman dengan ujung berwarna kuning kecoklat-coklatan.
Jalak bali biasanya berada di semak-semak dan pohon palem di tempat terbuka, berbatasan dengan kawasan hutan yang rimbun dan tertutup. Jalak bali makan sebanyak satu kali sehari dan makanan yang dikonsumsinya adalah serangga, cacing, dan jangkrik. la juga memanfaatkan tumbuhan sebagai makanannya, antara lain juwet, sotong atau jambu dan pisang.
Jalak bali adalah burung yang suka bergerombol, tetapi jika sudah menemukan pasangannya maka burung-burung tersebut akan hidup berdua. Mereka membuat sarang di pepohonan dengan tinggi kurang dari 175 cm. Di alam, burung ini menunjukkan proses berbiak pada periode musim penghujan, berkisar bulan November hingga Mei. Telur jalak bali berbentuk oval dan berwarna hijau kebiruan. Untuk pengeraman telurnya, jalak bali memerlukan waktu selama 17 hari.


Dr. Baron Stressmann seorang ahli burung berkebangsaan Inggeris pada tanggal 24 Maret 1911, menemukan dan memberi nama ilmiah pada burung Jalak Bali yaitu Leucopsar rothschildi, yang diberi nama sesuai dengan nama Walter Rothschild seorang pakar hewan dari Inggris yang pertama kali menyusun deskripsi spesies burung pada tahun 1912.

Jalak Bali sebagai salah satu burung eksotis di Indonesia, sering menjadi incaran para kolektor burung maupun pemburu liar demi mengejar harga mahal burung ini. Populasi burung Jalak Bali saat ini sangat terancam kepunahan, habitatnya yang mulai terganggu oleh pemukiman masyarakat, maupun lalu lalang masyarakat di sekitar habitat Jalak Bali. Diduga Jalak Bali ini hanya tinggal belasan ekor saja di alam bebas.

Untungnya keadaan kritis Jalak Bali ini mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia, yaitu dengan ditetapkannya burung Jalak Bali ini sebagai burung yang dilindungi oleh undang-undang. Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970 tanggal 26 Agustus 1970 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Jalak Bali merupakan satwa yang dilarang diperdagangkan, kecuali dari hasil penangkaran dari generasi ketiga (indukan bukan dari alam). Hal lain yang menggembirakan adalah dengan mulai maraknya penangkaran burung Jalak Bali ini di pulau Jawa oleh para penangkar burung. Dengan begitu kehidupan Jalak Bali ini dapat dipertahankan dan dihindari dari kepunahan.  Salah satu penangkaran didirikan di Buleleng, Bali sejak tahun 1995.

sumber:
  • singbird-collection.blogspot.com
  • alamendah.wordpress.com
  • gemawirausaha.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain
artikel terkait:

Tuesday, August 28, 2012

10 Burung Yang Berbahaya

Di dunia tempat tinggal kita ini seperti yang kita ketahui banyak dihuni berbagai jenis burung, dari yang berukuran kecil sampai sangat besar. Beberapa yang berukuran lumayan besar ternyata memiliki karakter yang galak atau ganas, sehingga dikategorikan sebagai burung berbahaya. Berbahaya bagi binatang lain di sekitarnya, dan kadang bisa juga membahayakan bagi manusia. Karena burung-burung ini memiliki sifat sangat agresif dan suka menyerang siapapun yang berada di sekitarnya, termasuk manusia.

10. Rhea
Rhea
by: animaladay.blogspot.com
Ini adalah burung yang berukuran besar dan tidak dapat terbang. Rhea ini asli Amerika Selatan, merupakan burung besar yang dapat tumbuh mencapai berat 60-80 kilogram. Sekilas burung ini mirip burung Unta, tetapi berbeda, walaupun masih memiliki hubungan kerabat. Berukuran lebih kecil dari burung Unta dan tidak seagresif Kasuari.

Rhea memiliki kaki berotot yang sangat kuat, memiliki taji keras pada kaki kedua kaki dan juga tendangan yang sangat berbahaya, yang memiliki kekuatan sebesar 800 pon. Tendangan ini dapat membuat hewan lain atau manusia mengalami cedera serius.


9. Vulture
Vulture
by: thebuzzonhr.com
Burung ini sangat berbahaya jika berada dalam posisi terpojok. Seekor burung Vuture (saat ini mulai terancam punah). Burung Vultures ini dapat mendesis atau membuat suara mendengus yang menyeramkan untuk mempengaruhi mental musuh yang menjadi saingan mencari makanan, termasuk terhadap manusia yang dianggap sebagai gangguan. Burung ini memiliki paruh melengkung tajam yang bisa merobek dan mencabut daging. Selain itu burung ini memiliki penglihatan 2 kali lebih tajam dari burung Elang.






8. Eagle (Elang)
Eagle
by: allinfodir.com
Elang adalah binatang yang kuat (mampu membawa sesuatu seberat 4 pon). Burung Elang ini sangat agresif. Walaupun mereka tidak terlalu berbahaya bagi manusia di alam liar. Tetapi di dalam ruangan yang terbatas, cakar dan paruh mereka dapat mencederai manusia dan mengakibatkan luka robek yang dalam, serta daging yang tercabut. Burung ini mampu makan daging setengah kilo dalam waktu 4 menit). Burung Elang ini memiliki penglihatan yang sangat tajam, mampu melihat mangsa yang berukuran kecil seperti tikus atau kelinci pada ketinggian 500 meter.




7. Hawk
Hawk
by: squidoo.com
Burung ini sebagai burung pemangsa berukuran besar, memiliki cakar tajam dan paruh kuat yang digunakan untuk berburu, serta memiliki kecepatan dan kelincahan. Burung ini bisa memberikan bahaya yang sangat serius bagi manusia. Burung ini bisa merobek, melubangi dan mencabut daging dengan mudah dari tubuh mangsa dan manusia. Bahkan burung ini pun bisa mematahkan tulang belakang dari mangsanya, termasuk manusia. Burung ini tidak memiliki rasa takut terhadap apapun, bahkan apabila ada seekor burung Elang yang telah mendapatkan mangsanya, maka dengan mudah burung ini akan merampas secara paksa dari burung Elang.

6. Falcon
Falcon
by: animals.howstuffworks.com
Burung Falcon ini, sebenarnya masih berkerabat dengan Hawk dan Eagle, tetapi tidak memiliki rasa takut terhadap apapun dan lebih agresif dari kedua sepupunya tersebut. Di alam liar burung Falcon akan menyerang kedua sepupunya ini apabila bertemu. Burung ini terbang lebih tinggi dari Hawk dan Eagle, sehingga kehadirannya sering tidak diketahu oleh mangsa-mangsanya. Burung ini akan menukik turun dengan kecepatan yang sangat tinggi, bisa mencapai kecepatan tertinggi 300 km/jam. Sehingga si mangsa tidak menduga kehadiran burung Falcon ini, yang secara tiba-tiba telah mencengkeram tubuh sang mangsa.
Tidak terkecuali kehadiran manusia pun tidak membuat takut burung ini. Sering terjadi, hewan peliharaan seperti kucing, kelinci dan anak anjing yang sedang bermain di halaman rumah pun menjadi santapan empuk burung Falcon ini.

5. Owl
Owl
by: dicts.info
Owl atau burung Hantu adalah termasuk raptor, predator, atau burung pemangsa yang menakutkan. Terbang dalam kegelapan secara diam-diam dan langsung menyergap mangsa tanpa mengetahui kehadirannya yang secara tiba-tiba. Burung ini menggunakan cakar dan paruh untuk membunuh, menangkap dan memakan mangsanya. Burung ini akan sangat berbahaya apabila berada dalam ruangan yang tertutup, dan merasa terancam atau sedang stres dan gelisah, yang bisa sangat berbahaya terhadap kehadiran manusia di sekitarnya.


4. Seagulls
Seagull
by: photo.net
Seagull, atau burung Camar sangat agresif dan terkenal suka menyerang dan mematuk kepala orang-orang untuk melindungi sarang dan anak nya. Bahkan, orang-orang Inggris terpaksa membawa payung untuk menghindari serangan itu. Pernah satu kejadian seorang wanita dibawa ke ruang gawat darurat karena mengalami luka menganga pada kepala, akibat serangan burung Seagull ini, karena serangan dari paruh tajam burung ini. Bahkan burung Seagull ini sanggup membunuh anjing peliharaan. Pada beberapa kasus anjing-anjing peliharaan di pesisir pantai banyak yang dibunuh oleh burung Seagull ini.

3. Canada Goose
Canada Goose 
by: en.wikipedia.org
Canada Goose, atau Angsa Kanada sangat agresif. Walau kita berfikir cuma seekor angsa, Tetapi jangan coba-coba mendekati Angsa Kanada ini, apalagi bisa berada dekat  dengan sarang burung ini, maka dengan gerak yang sangat gesit, burung ini akan marah dan langsung mengejar, bahkan menyerang, mematuk dan menggigit siapapun yang mendekati sarang burung ini.








2. Ostriches
Ostriches
by: articlesweb.org
Burung unta adalah burung gugup dan bisa sangat berbahaya. Mereka merupakan burung terbesar yang masih ada (mereka bisa tumbuh mencapai tinggi 3 meter dan berat lebih dari 350 pon). Kecepatan burung Unta ini berlari sangat cepat, bisa mencapai 30 mil per jam selama 10 mil. Burung Unta ini memiliki kaki yang kuat serta tendangan yang sangat luar biasa, dan bisa membunuh seekor Hyena. Kaki burung Unta ini juga memiliki cakar yang sangat tajam, mampu memberikan banyak lubang dan cakaran pada tubuh binatang lain yang dianggap mengganggu ketenteraman mereka. Paruh burung Unta ini yang dianggap paling menakutkan, karena dengan sekali patukan pada kepala manusia, akan dengan mudah memecahkan tengkorak kepala manusia.

1. Cassowaries
Cassowaries
by: birds.catchsmile.com
Kasuari, sebuah spesies langka yang saat ini terancam punah. Burung ini memiliki ukuran tubuh besar yang hidup di hutan hujan, hutan dan rawa di Australia. Burung Kasuari tidak bisa ditebak, sangat agresif dan terkenal karena kaki besar mereka, yang bisa dengan mudah mencakar bahkan merobek tubuh manusia. Tendangan burung Kasuari ini pun mampu memecahkan tulang, dan cakar burung ini bisa disamakan dengan pisau yang sangat tajam. Pada beberapa kasus di Australia, burung Kasuari ini pernah beberapa kali mencederai serius manusia, bahkan sampai membunuh manusia dengan kondisi yang mengerikan. Burung ini terlihat tenang, bahkan seperti jinak terhadap kehadiran manusia, tetapi begitu kita mendekati burung ini, kadang-kadang secara tiba-tiba tanpa kita sadari burung ini menyerang dengan secara membabi-buta. (lihat video kasus Kasuari menyerang manusia)

sumber:

Monday, August 27, 2012

Hermit Trush, si Punglor Kembang Amerika

Hermit Trush di Florida
Punglor Kembang Amerika ? tentunya agak aneh kedengaran ya, rupanya di Amerika ada juga Punglor Kembang. Bukan sekedar ada, tetapi keluarga Turdidae sangat banyak jenisnya di benua Amerika ini. Salah satunya ya.. sepupunya Punglor Kembang (Zoothera interpres) yang di Indonesia, yaitu Hermit Trush dengan nama ilmiah Catharus guttatus.

Catharus gutattus ini memiliki ukuran tubuh menengah dan terdapat di Amerika Utara. Walaupun di Amerika banyak spesies Catharus yang bermigrasi ke wilayah ini, tetapi tidak terdapat hubungan antar spesies. Hermit Trush ini justru lebih berkerabat dengan Mexican Russet Nightingale-thrush keluarga Catharus dari Mexico.

Ukuran tubuh spesies ini sekitar 15-17 cm, memiliki warna putih gelap di daerah bawah sayap. Catharus dewasa berwarna coklat di bagian atas, dengan ekor kemerahan. Burung ini memiliki kaki berwarna pink dan di sekitar mata terdapat cincin berwarna putih. Di daerah timur Amerika, burung ini berwarna lebih zaitun-coklat pada bagian atas, sedangkan di daerah barat lebih abu-abu kecoklatan.

Habitat Catharus untuk berkembang biak di hutan campuran di Kanada, Alaska, Amerika timur laut dan bagian barat Amerika. Sarang berbentuk cangkir di dekat tanah atau relatif rendah di pohon. Pada musim dingin burung ini bermigrasi ke Amerika Serikat bagian selatan, bahkan sampai ke Amerika Tengah, tetapi sebagian bertahan tetap di wilayah utara Amerika Serikat, tepatnya di daeah pesisir negara bagian dan selatan Ontario. Biasanya burung ini berkembang biak di hutan, tetapi sering juga ditemukan membuat sarang di taman kota.


Burung ini pada umumnya mencari makan di tanah mencari cacing di bawah lapisan tanah gembur. Burung ini juga memakan serangga dan buah-buahan seperti buah berry.

Burung Hermit Trush ini memiliki kemampuan bernyanyi (berkicau) dengan sangat baik, seperti jenis-jenis Punglor (Anis) lainnya. Kicauannya sangat halus menyerupai flute. Nada awal agak tinggi, kemudian turun beberapa fase nada dalam kunci minor, kemudian beberapa saat akan diulang dengan variasi yang berbeda-beda (ngeroll). Burung ini sering berkicau pada tempat yang tinggi dan terbuka.
Keunikan lain burung ini, burung ini juga suka bernyanyi di malam hari. (lihat video Hermit Trush)

Di Indonesia juga terdapat beberapa burung mirip Hermit Trush, tetapi berbeda spesies, yaitu Punglor Kembang (Zoothera interpres) dan Punglor Macan (Zoothera andromeda), yang memiliki karakter suara yang mirip, merdu dan sama-sama enak di dengar. Sayangnya Hermit Trush ini, sepertinya bakalan tidak akan pernah masuk ke pasar burung di Indonesia, mengingat wilayah hidupnya yang sangat jauh.

sumber:

Saturday, August 25, 2012

7 Burung Eksotis di Indonesia

Cendrawasih Biru
Cendrawasih Biru atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rudolphi adalah sejenis burung cendrawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari genus Paradisaea. Daerah sebaran Cendrawasih Biru terdapat di hutan-hutan pegunungan Papua Nugini bagian timur dan tenggara, umumnya dari ketinggian 1.400 meter sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.


Cendrawasih Merah
Cendrawasih Merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari marga Paradisaea. Endemik Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.




Merak Biru
Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengkilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya bisa mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Populasi Merak Biru tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal dan Bhutan. Sebelumnya spesies ini ditemukan juga di Bangladesh, namun sekarang kemungkinan besar telah punah di sana.


Jalak Bali
Jalak Bali atau dalam nama ilmiahnya Leucopsar rothschildi adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali, dimana pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi oleh undang-undang.






Cekakak-Hutan Melayu
Cekakak-Hutan memiliki suara yang unik dan khas. Pada umumnya, mereka bersuara keras. Siulannya meninggi dan berbunyi "kwii-kwii...". Uniknya, setiap siulan tersebut dihasilkan sekitar satu nada per detik. Burung jenis ini tinggal di dalam hutan dan berburu dari tenggeran rendah. Tidak seperti suaranya yang keras, burung ini ternyata agak pemalu. Mereka hanya mencari mangsa dari atas tanah dengan membalik-balikkan daun-daunan.


Nuri Merah Biak
Nuri Merah Biak, atau Nuri Sayap Hitam, yang dalam nama ilmiahnya Eos cyanogenia adalah sejenis burung Nuri berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari suku Psittacidae. Endemik Indonesia, Nuri Sayap Hitam hanya ditemukan di habitat hutan di pesisir pulau Biak dan pulau-pulau di Teluk Cenderawasih, Papua. Spesies ini sering ditemukan dan bersarang di perkebunan kelapa.






Kakatua Raja
Spesies ini hidup pada ketinggian 0-1520 meter dari permukaan laut, biasanya berkelompok. Kakatua pada umumnya berusia panjang, hingga mencapai 60 tahun bahkan lebih. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa).





artikel terkait:

Friday, August 24, 2012

Sekelompok Angsa Terbang Membentuk Huruf V ?

Beberapa peristiwa alam yang sering menimbulkan suatu pertanyaan dan pertanyaan lain, kenapa bisa begini dan kenapa bisa begitu ? Salah satunya adalah Mengapa Sekelompok Angsa Terbang Membentuk Huruf V ?

Kalau kita tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”.

Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah mengapa rombongan angsa terbang dengan formasi bentuk huruf “V”?
  1. Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarak-terbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbang sendiri-sendiri.
  2. Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya.
  3. Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
  4. Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.
  5. Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

sumber: