Sunday, May 9, 2010

Tanaman Beach Cherry (Eugenia Reinwardtiana)


Asal tanaman ini adalah Australia dan didatangkan ke tanah air pada tahun 1996 oleh Dr.Muhammad Reza Tirtawinata . Beach Cherry adalah tanaman yang mudah dirawat, dan hanya mengandalkan pupuk kandang sebagai sumber nutrisi dengan komposisi 1:1:1 antara pupuk kandang, sekam mentah, dan tanah sebagai media tanamnya. Bila menginginkan hasil yang lebih maksimal disarankan untuk memberikan pupuk kimia NPK dengan perbandingan 16:16:16 agar tanaman tumbuh dengan subur dengan cara pemberian 1 sendok makan sekali dalam satu bulan.

Agar penampilan pohon lebih menarik, tanaman beach cherry harus rajin dipangkas. Selain lebih menarik, pemangkasan diperlukan untuk merangsang tumbuhnya cabang-cabang baru yang nantinya akan memunculkan bunga dan buah. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 bulan atau bila cabang-cabang tanaman sudah sebesar lidi.Bila beach cherry ditanam dari biji akan memerlukan waktu 2,5 sampai 3 tahun untuk dapat dilakukan pemangkasan karena pertumbuhan tanaman melalui biji akan sangat lambat.

Beach Cherry adalah tanaman buah yang tahan akan serangan penyakit. Biasanya terserang hama kutu putih, itupun karena disebabkan tanaman yang berada di sekitarnya. Untuk serangan kutu putih, cara yang palig mudah untuk menanggulanginya adalah dengan menyemprotkan insektisida yang telah dicampur dengan deterjen karena deterjen dapat membantu membuka selubung putih pada kutu tersebut sehingga insektisida dapat bekerja secara maksimal.

Tebuwulung Nursery telah membudidayakan tanaman beach cherry dengan sistem sambung susu dengan menggunakan batang bawah dari pohon vermillion/shianto. Dengan perawatan dan pemangkasan yang teratur, tanaman beach cherry dapat menjadi pilihan koleksi tanaman anda di rumah dan dapat mempercantik halaman rumah anda. Selamat mencoba..!!

Friday, May 7, 2010

DOWNLOAD ARTIKEL-ARTIKEL

DOWNLOAD ARTIKEL PERTANIAN


Budidaya Tanaman Alpukat.doc
download

Budidaya Tanaman Dahlia.doc
download

Tingkatkan Produksi Jagung.pdf
download

Budidaya Tanaman Salak.doc
download

Budidaya Tanaman Sawo.doc
download

Budidaya Tanaman Stroberi.doc
download

Budidaya Tanaman Nangka.doc
download

Budidaya Tanaman Nanas.doc
download

Budidaya Tanaman Palem.doc
download

Budidaya Tanaman Melati.doc
download

BUDIDAYA  KELAPA SAWIT.pdf
download

Budidaya Tanaman Belimbing.doc
download

Budidaya Tanaman Duku.doc
download

Budidaya Tanaman Durian.doc
download

Budidaya Tanaman Gerbera.doc
download

Budidaya Tanaman Jahe.doc
download

Budidaya Tanaman Kina.doc
download

Budidaya Tanaman Krisan.doc
download

Budidaya Tanaman Kunyit.doc
download


ARTIKEL INTERNET


Strategi dan trik berpromosi bisnis di internet.zip
download

pedoman investasi emas.zip
download

Panduan Membuat Cover Ebook.zip
download

Memiliki Situs Web di Internet.zip
download

Memiliki Blog Canggih Dengan Modal Nol.zip
download

Membuat ebook itu mudah dan gratis.zip
download

langkah demi langkah mahir di facebook.zip
download

Konsep dasar pemasaran di internet.zip
download

Cara Mendapatkan Penghasilan Dengan Menonton TV.zip
download

Dari  Tidak Bisa Menjadi Bisa.zip
download

24 Ilmu Para Milyarder.zip
download

10 kiat sukses bisnis online.zip
download

Akses Internet Gratis Dengan Antena Kaleng.zip
download

38 peluang bisnis online.zip
download


LAIN-LAIN

KamaSutra-The Ancient Indian Handbook of Love Making.pdf
download

853 nama bayi islam.zip
download

50 Cara Cerdas Menggunakan Waktu.zip
download

membuat keramik itu mudah.zip
download

Panduan Belajar HIPNOTIS Sehat.rar
download

20 RAHASIA BESAR MEMPEROLEH KEKAYAAN.rar
download

ARTIKEL PERIKANAN


BUDIDAYA IKAN LELE.pdf
download

Pembesaran Kerapu Bebek.pdf
download

pakan buatan ikanmas.pdf
download

Thursday, May 6, 2010

BUDIDAYA TANAMAN BUNGA MELATI


Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Italia melati casablanca (Jasmine officinalle), yang disebut Spansish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de’ Meici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923. Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu Cina (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).


download artikelnya : disini

CARA MENINGKATKAN PRODUKSI JAGUNG


Rata-rata produkstivitas jagung nasional 2,1 ton per hektar. Rendahnya angka itu lantaran banyak pekebun kita menanam varietas lokal atau nonhibrida. Bisa membenihkan sendiri mungkin alasan pekebun menanam varietas lokal.


Lihat artikel selengkapnya : disini

BUDIDAYA TANAMAN BUNGA DAHLIA


Dahlia merupakan tanaman bunga hias berupa tumbuhan tahunan yang tegak. Tanaman ini berasal dari pegunungan Meksiko. Dahlia termasuk tanaman hias yang terlambat dibudidayakan. Di Eropa budidaya dimulai tahun 1789, dari Royal Botanical Garden di Madrid, Spanyol dan menyebar ke seluruh Eropa Barat. Walaupun perkembangannya sangat lambat, pada tahun 1841 sudah terdapat 1.200 varietas. Dahlia didatangkan ke Jawa Barat dari negeri Belanda pada masa penjajahan di abad ke 19. Saat ini dahlia menjadi komoditi bunga potong/bunga pot yang penting di berbagai belahan dunia. Di luar negeri, bunga ini mempunyai prospektif sehingga dibentuk kelompok pemerhati bunga dahlia seperti Dahlia Society of India, National Dahlia Society of United kingdom dan American Dahlia Society.



download artikel selengkapnya : disini

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN PALEM




Palem adalah tanaman hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan gersang.




download artikel selengkapnya : disini


PEMBESARAN IKAN KERAPU BEBEK


Pembesaran Kerapu Bebek Kerapu tikus memang tergolong ikan konsumsi paling prestisius dan termahal. Di pasar Hongkong harganya saat ini berkisar USD40—USD50 per kg hidup dan USD10—USD15 per kg segar. Eksportir dalam negeri berani membeli Rp200.000 per kg hidup.


download artikelnya : disini

BUDIDAYA TANAMAN KUNYIT


Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina.


download artikelnya : disini

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KRISAN

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.


download versi lengkapnya : disini

MEMBUDIDAYAKAN IKAN LELE


Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. DiIndonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.


download artikelnya : disini


TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KINA


Kina merupakan tanaman obat berupa pohon yang berasal dari Amerika Selatan di sepanjang pegunungan Andes yang meliputi wilayah Venezuela, Colombia, Equador, Peru sampai Bolivia. Daerah tersebut meliputi hutan-hutan pada ketinggian 900-3.000 m dpl. Bibit tanaman kina yang masuk ke Indonesia tahun 1852 berasal dari Bolivia, tetapi tanaman kina yang tumbuh dari biji tersebut akhirnya mati. Pada tahun 1854 sebanyak 500 bibit kina dari Bolivia ditanam di Cibodas dan tumbuh 75 pohon yang terdiri atas 10 klon. Nama daerah : kina, kina merah, kina kalisaya, kina ledgeriana



download artikelnya : disini

STRATEGI MEMANCING IKAN MAS


Kegiatan memancing adalah salah satu yang sangat digemari dewasa ini baik sebagai tempat mencari nafkah, sarana hiburan, olahraga maupun pelepas kejenuhan. Banyak cara yang dilakukan orang demi memenuhi keinginannya untuk memancing. Dari yang mengeluarkan biaya sangat mahal untuk peralatannya (fishing gear) hingga yang tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Bahkan kalangan pemancing pun sangat beraneka ragam, dari rakyat jelata hingga presiden, yang muda hingga yang tua, pria maupun wanita. Memancing menjadi alternatif yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang. Di luar nelayan atau petani ikan, memancing adalah suatu hobi yang menyatukan kegiatan olahraga, olahrasa dan rekreasi.


download artikel selengkapnya : disini

TEKNIK BUDIDAYA IKAN GURAME


I. SELEKSI INDUK
Ikan gurame sudah bisa dipijahkan pada umur 3 tahun dan pads umur 10 tahun produksi
telur akan mulai menurun.
A. Menentukan Jenis Kelamin
a.1. Kriteria ikan game betina
- Warna badan terang
- Perut membulat
- Badan relatif panjang
b.2. Kriteria ikan gurame jantan
- Warna badan gelap dan agak pucat
- Gerakan lincah
- Perut dekat anus
B. Perbedaan Induk Jantan dan Betina Jantan
- Di dahi terdapat tonjolan/cula
- Pangkal sirip dada bagian dalam
- Dagu warna kuning
- Bila diletakan di lantai pangkal ekor akan mengangkat
Betina
- Didahi tidak terdapat tonjolan/cula
- Pangkal sirip dada bagian dalam berwarna hitam
- Dagu berwarna keputih-putihan atau sedikit coklat
- Bila diletakan dilantai tidak ada reaksi
C. Ciri -ciri induk sudah matang gonad
- Perut membesar kearah belakang
- Anus akan nampak putih kemerahan
- Jika perut diraba akan terasa lembek

II. KONSTRUKSI KOLAM
- Luas kolam 200 - 300 m persegi
- Kedalaman kolam 1 - 1,5 m
- Kedalaman air 0,7 - 1,0 m
- Pada saluran pemasukan dipasang saringan kasa plastik
- Pada pintu pengeluaran dibuat monik

III. PERSIAPAN KOLAM PEMIJAHAN
- Pengeringan dasar kolam
- Pembersihan dan perbaikan pematang
- Kolam diisi air
- Pemasangan tempat membuat sarang (sosog) dan menyediakan bahan pembuat sarang

IV. PROSES PEMIJAHAN
- Pemasukan induk yang sudah lolos seleksi
- Perbandingan jantan dan betina adalah 1:3
- Setelah seminggu induk jantan akan membuat sarang
- Pada hari ke-15 induk akan memijah
Ciri -ciri sarang berisi telur
- Sarang atau sosog sudah tertutup penuh oleh injuk
- Sarang akan ditunggui oleh induk betina

V. PENANGANAN TELUR
Pengambilan telur, Alat :
- Ember yang berisi air
- Scope net
Caranya :
- Sarang yang berisi telur diambil dan disimpan pada ember yang berisi air
- Bila ada yang tercecer di kolam telur diambil dengan menggunakan scope net
- Bawa telur ke ruang penetasan
- Keluarkan telur dari sarangnya sedikit demi sedikit. Telur yang terlepas diambil dan
masukkan kedalam ember berisi air yang telah disediakan sebelumnya
- Bila masih ada telur yang menempel, kibas-kibaskan bagian injuk tersebut dengan
hati-hati maka telur akan terlepas
- Kemudian telur dicuci dengan air bersih sebanyak 3 kali
- Pada saat mencuci tambahkan Mb atau Mg untuk mencegah terhadap serangan hama
penyakit.
- Telur yang sudah dicuci lalu dimasukan kedalam bak penetasan yang telah dipasang
serasi dan hitter

IV. PEMELIHARAAN DAN PENETASAN
- Air dalam bak penetasan harus bersih Kedalaman air 20 cm
- Telur yang tidak dibuahi atau tidak menetas harus dibuang
- Telur akan menetas setelah 2 - 3 hari dengan suhu 27 -28 0C
- Larva berada pada bak penetasan selama selama 10 hari
- Setelah itu dipindahkan kedalam bak pendederan 1

VII. PERSIAPAN BAK PENDEDERAN I
Bak pendederan dengan ukuran 2,5 m x 4,5 m isi larva 2000 ekor, dan bak pendederan
dipersiapkan 2 - 3 hari sebelum ditanami larva.
a. Tahap-tahap persiapan bak pendederan I
- Bak dibersihan dan dikeringkan
- Pemupukan dengan pupuk kandang
- Pengapuran
- Pemasukan air dan diendapkan selama 1 hari
- Penanaman benih dapnia
- Pemasangan aerator
b. Penanaman benih atau larva
- Penanaman benih benih dilakukan setelah persiapan selesai .
- Selama di bak pendederan benih hanya diberi pakan alami berupa dapnia
- Benih berada dalam bale pendederan sampai 14 hari dari penanaman

VIII PEMELIHARAAN BENIH
Dalam pemeliharaan benih ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Mengamati keadaan air
- Penambahan pupuk kandang

IX. PEMANENAN BEN[H PADA BAK PENDEDERAN I
Pemanenan di lakukan pads pagi hari antara jam 07 - 09.00 dengan menggunakan alat
sebagai berikut:
- Wadah berisi air dan beraerasi
- Scope net
Caranya :
- Air dikeluarkan sedikit demi sedikit
- Penangkapan benih dilakukan dengan scope net
- Simpan benih hasil tangkapan pada wadah yang beraerasi, pads pemanenan air jangan
sampai keruh dan saluran pengeluaran dipasang saringan, dan setelah selesai bak
dibersihkan dan disiapkan untuk pendederan berikutnya.



Sumber : Durachman, Drs., Ir., MM.
Teknik Budidaya lkan Gurame.
Sub. Dinas Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan.

BUDIDAYA TANAMAN HIAS GERBERA


Gerbera merupakan tanaman bunga hias berupa herba tidak berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman hias pendatang dari luar negri (introduksi) dan diduga berasal dari Afrika Selatan, Afrika Utara dan Rusia. Penemu tanaman gerbera adalah Traug Gerber, seorang naturalis berkebangsaan Jerman yang melakukan ekspedisi ke Afrika Selatan. Selanjutnya diketemukan gerbera hibrida oleh Jamenson. Berawal dari kedua penemu tersebut, tanaman gerbera dikukuhkan dengan nama Gerbera jamessonii Bolus. Tanaman hias ini masuk ke Indonesia sekitar abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan komoditi pertanian.



lihat artikelnya : disini

BUDIDAYA TANAMAN STROBERI


Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.


download artikelnya : disini

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN JAHE


Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.


download artikelnya : disini

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN SALAK


Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.


download artikel selengkapnya : disini

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN DUKU

Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara. Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar/meliar kembali di wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama.

PEDOMAN PENGENDALIAN OPT TANAMAN KARET


I. PENDAHULUAN
Sejak awal pelaksanaan pembangunan perkebunan, karet alam selalu berada dalam urutan prioritas karena secara ekonomis sangat penting sebagai sumber devisa negara, secara sosial sangat strategis sebagai sumber penghidupan sebagian penduduk Indonesia dan secara ekologis mendukung kelestarian lingkungan hidup, sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Penetapan karet sebagai komoditas prioritas dalam pembangunan perkebunan bukan tanpa alasan. Lebih dari 80% pengusahaan karet berada di bawah pengelolaan jutaan petani perkebunan karet dengan luas pemilikan yang relatif kecil dan pengusahaan yang masih bersifat tradisional. Akibatnya produktivitas lahan masih berada di bawah potensi yang seharusnya dapat diraih.
Pengelolaan perkebunan karet sering mengalami kendala, antara lain masalah organisme pengganggu tumbuhan (OPT) terutama masalah penyakit. Hampir seluruh bagian tanaman karet menjadi sasaran infeksi dari sejumlah penyakit tanaman, mulai dari jamur akar, penyakit bidang sadap, jamur upas sampai pada penyakit gugur daun. Penyakit karet telah mengakibatkan kerugian ekonomis dalam jumlah miliaran rupiah karena tidak hanya kehilangan produksi akibat kerusakan tanaman tetapi juga mahalnya biaya yang diperlukan dalam pengendaliannya. Diperkirakan kehilangan produksi setiap tahunnya akibat kerusakan oleh penyakit karet mencapai 5-15%. Sesuai dengan undang-undang tentang sistem budidaya tanaman nomor 12 tahun 1992 dan peraturan pemerintah no 6 tahun 1995 bahwa kegiatan perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat yang dilaksanakan dengan mengimplementasikan pengendalian hama terpadu (PHT) yang aman terhadap manusia dan lingkungan.
Dalam mengimplementasikan PHT ada 4 prinsip yang harus dilakukan mulai dari budidaya tanaman sehat, konservasi dan pemanfaatan musuh alami, pengamatan berkala dan berkesinambungan serta pemilik lahan/petani secara individu dan kelompoknya telah menjadi ahli PHT atau mandiri dalam pengambilan keputusan di dalam pengelolaan kebunnya. Peran perlindungan perkebunan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang semakin besar dan kompleks ini. Tugas dan masalah tersebut akan dapat diatasi dengan baik apabila tersedia petugas yang terampil dan berwawasan luas serta bahan informasi
sebagai pedoman bagi petugas dalam bimbingan dan pengamatan yang akurat agar dapat dilakukan pengendalian yang tepat, untuk mengatasi masalah yang timbul di lapangan.


II. TEHNIK PENGENALAN OPT TANAMAN KARET
Penyakit Jamur Akar Putih
Gejala Serangan

  • Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan
  • Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah dan bertajuk tipis
  • Daun berwarna hijau gelap kusam dan keriput, permukaan daun menelungkup
  • Apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benangbenang
    berwarna putih kekuningan menempel dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas
  • Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat Penyebab: Jamur Rigidoporus lignosus atau R. micropus

Penyakit Bidang Sadap Kanker Garis
Gejala Serangan
  • Adanya selaput tipis berwarna putih kelabu dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap, apabila dikerok diatas irisan sadap akan tampak garis-garis tegak, berwarna coklat atau hitam
  • Garis-garis ini berkembang dan berpadu satu sama lain membentuk jalur hitam yang terlihat seperti retak-retak membujur pada kulit pulihan
  • Terdapat benjolan-benjolan atau cekungan-cekungan pada bekas bidang sadap lama sehingga sangat mempersulit penyadapan berikutnya
  • Gejala lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk
Penyebab: Phytophthora palmivora
Penyakit Bidang Sadap Mouldy Rot
Gejala serangan
  • Adanya lapisan beledru berwarna putih kelabu sejajar dengan alur sadap. Apabila lapusan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman
  • Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu
  • Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecoklatan sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit
  • Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan berikutnya atau tidak bisa lagi disadap.
Penyakit Bidang Sadap Kering Alur Sadap
Gejala serangan
  • Tanaman tampak sehat dan pertumbuah tajuk lebih baik dibandingkan tanaman normal
  • Tidak keluar lateks di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan lateks
  • Lateks menjadi encer dan kadar karet kering (K3) berkurang
  • Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru ke panel sebelahnya
  • Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi coklat dan kadang-kadang terbentuk gum (blendok)
  • Pada gejala lanjut seluruh panel/kulit bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas
    Penyebab: ketidakseimbangan fisiologis dan penyadapan yang berlebihan
Penyakit Batang : Nekrosis Kulit
Gejala serangan
  • Timbul bercak coklat kehitaman seperti memar pada permukaan kulit dan dapat timbul mulai dari kaki gajah sampai di percabangan
  • Bercak membesar, bergabung satu sama lain, basah dan akhirnya seluruh kulit batang dan cabang membusuk
  • Penyakit berkembang pada lapisan kulit sebelah dalam dan merusak lapisan kambium bahkan sampai ke lapisan kayu
  • Serangan lanjut kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks pecah
    Penyebab: Jamur Fusarium solani, berasosiasi dengan Botrydiplodia sp
Penyakit Batang : Jamur Upas
Gejala serangan
  • Stadium Laba-Laba: Pada permukaan kulit bagian pangkal atau atas percabangan tampak benang putih seperti sutera mirip sarang laba-laba
  • Stadium Bongkol: Adanya bintil-bintil putih pada permukaan jaring laba-laba
  • Stadium Kortisium: Jamur membentuk selimut yaitu kumpulan benang-benang jamur berwarna merah muda. Jamur telah masuk ke jaringan kayu
  • Stadium Nekator: Jamur membentuk lapisan tebal hitam yang terdiri dari jaringan kulit yang membusuk dan kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat kehitaman meleleh di permukaan bidang yang terserang. Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta mudah patah
    Penyebab: Jamur Cortisium salmonicolor
Penyakit Daun: Embun Tepung Oidium
Gejala serangan
  • adanya bercak yang tembus cahaya/translucens dan di bawah permukaan daun
    terdapat bunder berwarna putih
    Penyebab: jamur Oidium sp
Penyakit Daun: Gugur Daun Colletotrichum
Gejala serangan
  • adanya bercak coklat kehitaman, tepi daun menggulung. Pada daun umur lebih
    dari 10 hari terdapat bercak coklat dengan halo warna kuning selanjutnya bercak
    tersebut berlubang
    Penyebab: jamur Colletotrichum sp
Penyakit Daun: Gugur Daun Corynespora
Gejala serangan
  • adanya guratan menyerupai tulang ikan sejajar pada urat daun
    Penyebab: jamur Corynespora sp
Hama rayap
Gejala Serangan
  • Adanya gerekan pada batang dari ujung sampai ke akar dan memakan akar
  • Biasanya pada kebun yang terserang JAP akan diiringi dengan serangan rayap
    sehingga mempercepat matinya tanaman
    Penyebab
    - Microtermes inopiratus
    - Coptotermes convignathus
Hama Babi Hutan
Gejala Serangan
  • Tanaman muda tiba-tiba tumbang
  • Perakaran rusak, daun menjadi layu dan kering
    Penyebab
    Sub barbatus, Sus scrofa vittatus
Hama: Uret
Gejala Serangan
Tanaman yang terserang berwarna kuning, layu dan akhirnya mati
Penyebab
Uret tanah Helotrichia serrata, H. sufoflava, H. fessa, Anomala varians, Leucophalis sp
dan Exopholis sp

GULMA
Gulma yang sering dijumpai di kebun karet adalah alang-alang (Imperata cylindrica), Ki
Rinyuh (Chromolaena odorata), dan Sembung Rambat (Mikania micrantha)
Gulma dapat menyebabkan:
- Penurunan hasil
- Penurunan kualitas hasil
- Mempersulit pelaksanaan kegiatan pemeliharaan/panen
- Menjadi inang bagi OPT
- Tertundanya masa panen (sadap)

III. PENGAMATAN OPT TANAMAN KARET
Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT dalam sistem PHT adalah kegiatan yang meliputi pemantauan dan pengamatan, pengambilan keputusan dan tindakan pengendalian.
Pemantauan adalah kegiatan mengamati dan mengawasi keadaan populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi secara berkala/teratur pada tempat/wilayah tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas atau petani yang terpilih sebagai sampel (unit contoh) pada kantong-kantong serangan OPT di sentra produksi komoditi utama.
Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan OPT sasaran sehingga dapat ditetapkan
(diramalkan) kerapatan populasi sebaran dan dinamikanya/gejala OPT sasaran pada
kesehatan yang paling dini, sebagai dasar pengambilan keputusan (Early Warning
System). Data pemantauan dapat juga digunakan sebagai alat evaluasi keberhasilan
pengendalian yang telah dilakukan.
Pengamatan adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pada waktu dan tempat tertentu. Pengamatan dilakukan oleh petani di areal kebunnya untuk memperoleh data sebagai bahan pertimbangan perlu tidaknya tindakan pengendalian yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip PHT pada kesempatan paling dini.
Pengamatan dilakukan secara rutin setiap minggu atau bulan sesuai dengan fase rentan
tanaman/saat mulai munculnya gejala serangan.
Obyek Pengamatan
Obyek-obyek pengamatan yang harus diamati pada tanaman karet meliputi gejala serangan, penyebab, umur tanaman, persentase tanaman terserang, intensitas serangan, populasi OPT per unit contoh, jumlah populasi serangga berguna per unit contoh, organisme lain yang ditemukan, data pendukung (suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan, dan sebagainya).

Pengambilan Contoh
Untuk setiap lokasi diambil 10 pohon contoh secara diagonal dan dianggap mewakili kondisi kebun tersebut. Pohon contoh ada yang tetap dan tidak tetap (selalu berpindah). Pohon contoh tetap biasanya digunakan untuk mengamati perkembangan penyakit dan diamati secara rutin setiap kali pengamatan agar diperoleh data yang dikehendaki. Sedangkan pohon contoh tidak tetap digunakan untuk mengetahui ada tidaknya OPT yang menyerang tanaman (status OPT). Untuk petani dengan luas kepemilikan kebun yang terbatas sebaiknya mengamati seluruh tanamannya dengan melakukan sensus tanaman. Setiap pengamataan dilakukan pencatatan dan analisis hasil pengamatan untuk mengetahui intensitas serangan.
Intensitas Serangan
Intensitas serangan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kerusakan tanaman akibat
serangan OPT.
Penentuan intensitas serangan OPT didasarkan pada:
- Kepadatan populasi
- Derajat kerusakan tanaman yang ditentukan dengan skoring (berat ringannya
kerusakan)
Secara umum tingkat serangan digolongkan menjadi:
Berat : Nyata diatas ambang rasa/kendali
Ringan : Nyata di bawah ambang ras/kendali
Intensitas serangan = (jumlah tanaman terserang/jumlah tanaman yang diamati) x 100 %

TEHNIK PENGAMATAN
1. PENYAKIT JAP

Bagian tanaman yang diamati
Perakaran, daun/tajuk terutama pada tanaman yang dekat dengan tunggul karet atau kebun bertunggul karet
Interval pengamatan
Setiap 3 bulan dimulai sejak tanaman 1-5 tahun terutama pada areal rawan penyakit
Intensitas Serangan
Ringan: benang jamur warna putih baru menempel di permukaan akar, atau kulit akar mulai membusuk karena serangan jamur
Berat: kulit dan kayu akar sudah membusuk karena serangan jamur

2. PENYAKIT BIDANG SADAP : KANKER GARIS
Bagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu dekat dengan permukaan tanah dan kebun yang kelembabannya tinggi
Interval pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari sadap selama musim hujan, terutama kebun-kebun yang sering terkena serangan kanker garis
Intensitas Serangan
Ringan: selaput tipis berwarna putih dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap
Berat : lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk

3. PENYAKIT BIDANG SADAP : MOULDY ROT
Bagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu sering dan dalam serta kebun yang mempunyai kelembaban tinggi
Interval pengamatan
1-2 minggu selama musim hujan
Intensitas Serangan
Ringan : lapisan beledru berwarna putih kelabu sejajar dengan alur sadap
Berat: bagian yang sakit membusuk dan berwarna kehitaman

4. PENYAKIT BIDANG SADAP : KERING ALUR SADAP
Bagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu sering dan disertai penggunaan bahan perangsang lateks (ethrel)
Interval pengamatan
Setiap hari sadap terutama pada masa gugur daun
Intensitas Serangan
Ringan : Sebagian alur sadap kering
Berat : semua batang kering dan benjol-benjol

5. PENYAKIT BATANG : NEKROSIS KULIT
Bagian tanaman yang diamati
Kulit batang dan cabang
Interval pengamatan
Setiap 3 bulan sekali pada waktu peralihan musim kemarau ke musim hujan
Intensitas Serangan
Ringan : bercak coklat seperti memar pada permukaan kulit
Berat : kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks pecah

6. PENYAKIT BATANG : JAMUR UPAS
Bagian tanaman yang diamati
Batang, cabang dan ranting pada daerah yang bercurah hujan tinggi
Interval pengamatan
1-2 minggu sekali, dimulai pada awal sampai akhir musim hujan terutama daerah yang sering diserang jamur upas dan berkelembaban tinggi
Intensitas Serangan
Ringan : bagian pangkal atau atas percabangan tampak benang putih seperti sutera
Berat : Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta mudah patah

7. PENYAKIT DAUN
Bagian tanaman yang diamati
Daun pada tunas baru smapai daun menjadi hijau (umur 1-15 hari)
Interval pengamatan
Setiap 3 hari sekali mulai pada saat tanaman membentuk tunas baru sampai daun menjadi
hijau. Pengamatan dilakukan pada 10 pohon sampel secara diagonal pada setiap lokasi
pengamatan
Intensitas Serangan
Dinyatakan dalam kerapatan tajuk, makin tipis kerapatan tajuk makin berat intensitas
serangannya, yaitu
- kerapatan tajuk 25 - <> 50- 75 % = serangan ringan

8. HAMA : RAYAP
Bagian tanaman yang diamati
Akar sampai ujung daun, pengamatan dilakukan bersamaan dengan pengamatan JAP

9. HAMA : BABI HUTAN
Bagian tanaman yang diamati
Akar, kulit batang, batang dan daun tanaman muda
Pengamatan:
- Dilakukan pada areal pertanaman yang berdekatan dengan hutan atau padang alang-alang
- Pengamatan terutama dilakukan menjelang subuh atau menjelang maghrib
- Apabila ada tumpukan sisa tanaman, ranting atau tumbuhan perlu dicurigai kemungkinan merupakan sarang babi betina yang akan melahirkan.
Interval Pengamatan
Dilakukan 4 bulan sekali

10. HAMA : URET
Bagian tanaman yang diamati
Akar dan bahan organik di sekitar tanaman biasanya menyerang tanaman muda dan di
pembibitan

IV. PENGENDALIAN OPT TANAMAN KARET
Prioritas pengendalian OPT karet diutamakan pada tind akan pencegahan yang dimulai daripemilihan klon unggul dan tahan terhadap OPT sasaran, menjaga kesehatan tanaman dengan mengatur kelembaban kebun, sanitasi, pemupukan dan penyadapan yang bijaksana. Pengendalian lebih diutamakan secara biologi seperti penggunaan jamur Trichoderma sp dan penanaman tanaman antagonis di sekitar tanaman karet, misalnya, lidah mertua, kunyit, lengkuas, sambiloto, kencur, lempuyang untuk pengendalian penyakit JAP.
Pada pembukaan lahan baru, sebaiknya kebun bersih dari tunggul-tunggul tanaman yang merupakan sumber infeksi OPT tanaman karet. Untuk pencegahan penyakit yang menyerang akar sebaiknya digunakan belerang 100 gram/pohon yang dicampur dengan tanah pengisi lubang tanam bersamaan pada waktu penanaman bibit. Belerang berfungsi untuk meningkatkan kemasaman tanah. Kondisi tanah yang asam dapat menghambat perkembangan jamur antagonis terhadap jamur akar tersebut.

TEHNIK PENGENDALIAN
  1. Penyakit Jamur Akar Putih
    Deteksi Dini Penyakit
    - Penggunaan mulsa/rumput kering pada leher akar, 2-3 minggu kemudian mulsa diangkat, bila terserang JAP akan nampak benang warna putih menempel pada leher akar
    - Dilakukan pada awal dan akhir musim hujan Pengendalian
    - Pada serangan ringan, perakaran dibuka kemudian bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar
    - Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok, bekas kerokan dan potongan diberi ter dan izal kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan fungisida
    - Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali
    - 6 bulan kemudian diamati dengan membuka perakaran, apabila masih terdapat benang jamur maka dikerok dan dioles dengan fungisida kembali
    - Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera dibongkar, bagian pangkal batang dan akarnya dikubur di luar areal pertanaman, menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di dalam kebun
    - Bekas lubang dan 4 tanaman sekitarnya ditaburi dengan 200 gram campuran richoderma sp dengan pupuk kandang 200 gram per lubang atau tanaman
    - Pencegahan dengan menanam tanaman antagonis seperti lidah mertua, kunyit, lengkuas dan lain-lain.
  2. Penyakit Bidang Sadap: Kanker Garis
    Pengendalian
    - Menanam klon yang tahan yaitu PR 300 dan PR 303
    - Jarak tanam tidak terlalu rapat, tanaman penutup tanah yang terlalu lebat
    dipangkas
    - Pemupukan sesuai dengan dosis anjuran
    - Hindari penyadapan terlalu dekat dengan tanah
    - Pisau sadap diberi desifektan sebelum digunakan
    - Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida dengan kuas di sepanjang jalur 5- 10 cm diatas dan di bawah alur sadap
    - Bagian yang membusuk dibersihkan dulu dengan dikerok sampai pada bagian yang masih sehat, baru dioles dengan fungisida
    - Pengolesan dilakukan segera setelah penyadapan sebelum lateks membeku
  3. Penyakit Bidang Sadap: Mouldy Rot
    Pengendalian
    - Tidak menanam klon yang rentan terutama di tempat yang beriklim basah atau rawan penyakit seperti GT 1
    - Pisau sadap diberi desinfektan sebelum digunakan
    - Menurunkan intensitas penyadapan dari S2/d2 menjadi S2/d3 atau S2/d4 atau menghentikan penyadapan pada serangan berat
    - Hindari torehan yang terlalu dalam pada saat penyadapan agar kulit cepat pulih
    - Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5 cm diatas irisan sadap sehari setelah penyadapan dan getak tarik belum dilepas
    - Interval pengolesan 1-2 minggu sekali sampai tanaman kembali sehat
  4. Penyakit Bidang Sadap: Kering Alur Sadap
    Deteksi Penyakit
    Dilakukan sadap tusuk di bawah bidang sadap sampai ke bawah
    Pengambilan Keputusan
    - segera dilakukan pengendalian apabila sebagian alur sadap mengalami kekeringan
    - perlu waspada apabila lateks mulai encer
    Pengendalian
    - Menurunkan intensitas penyadapan pada pohon/kebun yang telah mulai menunjukkan kekeringan alur sadap
    - Menghindari atau menurunkan intensitas penyadapan pada musim gugur daun
    - Bidang sadap yang mati dan kulit kering bisa dipulihkan kembali dengan pemberian formulasi oleokimia (Antico F-96, No BB)
    - Pemberian oleokimia dengan cara mengerok kulit bidang sadap yang sakit kemudian dioles segera setelah pengerokan selesai
    - Satu tahun kemudian kulit yang baru bisa disadap kembali
    - Penambahan 160 gram pupuk KCl/pohon/tahun dari dosis anjuran
  5. Penyakit Batang : Nekrosis Kulit
    Pengendalian
    - Tidak menanam klon yang rentan seperti AVROS 2037, GT 1, PB 260, dan PB 235 pada daerah rawan penyakit ini
    - Pada prinsipnya sama dengan pengendalian penyakit KAS tetapi ditambah dengan fungisida yang telah direkomendasikan
    - Sebelum dioles, kerak pada bidang sadap dikerok dulu. Pengolesan 30 cm sampai keadaan atas batang infeksi dan 20 cm sampai ke bawah batas infeksi
    - Pada serangan ringan pengolesan cukup sekali saja, tetapi pada serangan berat bisa diulang pada bulan berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan sampai
    tanaman sehat
    - Batang/cabang tanaman sehat di sekitar tanaman terserang disemprot atau dioles dengan fungisida seminggu sekali untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas
    - Batang atau cabang tanaman yang mati dikumpulkan dan dibakar untuk menghilangkan sumber infeksi jamur
  6. Penyakit Batang : Jamur Upas
    Pengambilan Keputusan
    Perlu waspada dan segera dikendalikan apabila pada daerah rawan serangan penya jamur
    upas terdapat cabang/ranting tanaman yang patah
    Pengendalian
    - Menanam klon yang tahan seperti BPM 107, PB 260, PB 330, AVROS 2037, PBM 109, IRR 104, PB 217, PB 340, PBM 1, PR 261, dan RRIC 100, IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118.
    - Jarak tanam diatur tidak terlalu rapat
    - Cabang/ranting yang telah mati dipotong dan dimusnahkan
    - Cabang yang masih menunjukkan gejala awal (sarang laba-laba) segera dioles
    dengan fungisida Bubur Bordo, Calixin 750 EC atau Antico F-96 hingga 30 cm ke atas dan ke bawah
    - Bubur Bordo dan fungisida yang mengandung unsur tembaga tidak dianjurkan pada tanaman yang telah disadap, karena dapat merusak mutu lateks
    - Pada kulit yang mulai membusuk harus dikupas sampai bagian kulit sehat kemudian dioles fungisida hingga 30 cm keatas dan ke bawah dari bagian yang
    sakit
  7. Penyakit Daun
    Pengendalian
    - Menanam klon anjuran yaitu RRIC 100, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, PB 340, PB 330, IRR 104, IRR 5, IRR 32, IRR 118, dan IRR 39.
    - Pada serangan ringan diberikan pupuk nitrogen 2 kali dosis anjuran pada saat daun mulai terbentuk. Pemberian pupuk dengan cara dibenamkan dalam tanah agar lebih mudah diserap oleh akar
    - Pada serangan berat dikendalikan dengan cara disemprot fungisida kontak yang direkomendasikan, pada saat daun mulai terbentuk smapai dengan daun berwarna hijau dengan interval 1 minggu (umur daun 21 hari)
  8. Hama : Rayap
    Pencegahan
    - Sanitasi areal perkebunan
    - Membersihkan tunggul-tunggul tanaman sisa pembukaan lahan baru
    - Pada saat peremajaan tanaman, lubang tanam perlu diberi perlakuan anti rayap dengan termitisida cair
    Pengendalian
    - Membongkar sarang
    - Penggunaan agen hayati seperti semut, nematoda Steinernema sp dan Heterorhabditi indica, jamur B. Bassiana dan Metarrhizium spp)
    - Penyiraman termitisida di sekitar perakaran (1,5 meter dari batang pohon dibuat parit kemudian disiram termitisida 2,5 – 4 liter per meter
    - Pembasmian sarang dengan fumigan atau termitisida cair yang disuntik ke pusat sarang
  9. Hama : Babi Hutan
    Pengendalian
    - Sanitasi lingkungan, memasang jaring, perangkap
    - Memberi pagar di sekitar areal kebun
    - Membuat parit di sekitar areal kebun
    - Berburu bersama dengan kelompok pemburu babi misalnya perbakin
    - Pemberian umpan beracun, hati-hati jangan sampai racun tersentuh tangan
  10. Hama : Uret
    Pengendalian
    Mengumpulkan uret di sekitar tanaman terserang dan dimatikan
  11. Gulma Penting
    Pengendalian
    - Penyiangan 0,5-1 meter sekeliling tanaman (piringan) harus bersih dari gulma
    - Penanaman tanaman penutup dari jenis kacang-kacangan (Centrosema pebescens, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Calopogonium caereleum).
    Penanaman pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau 1,5-2 meter dari barisan tanaman
    - Penanaman tanaman sela misalnya tanaman padi, jagung, kacang tanah, kedelai dan dari jenis tanaman obat misalnya kunyit, jahe, lengkuas dan sebagainya

oleh
Sri Dewi Judawi
Holomoan Lumbantobing
Retno Budi Setyaningsih
Direktorat Jenderal Perkebunan
Departemen Pertanian
Jakarta, 2006

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN DURIAN


Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).


download artikel selengkapnya : disini

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN ALPUKAT

Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket (Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung) dan lain-lain. Tanaman alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dandiperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi
Download artikel selengkapnya : disini

BUDIDAYA TANAMAN CABE


Cabai (Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, Karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. Luas tanaman dan produksi cabe di Irian Jaya pada tahun 1998 adalah 4.104 ha dengan produksi 8.565 ton/ ha.


MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN NANGKA

MMMMM
Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko/nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (sunda). Beberapa nama asing yaitu: jacfruit, jack (Inggris), nangka (Malaysia), kapiak (Papua Nugini), liangka (Filipina), peignai (Myanmar), khnaor (Kamboja), mimiz, miiz hnang (laos), khanun (Thailand), mit (Vietnam).


Download artikel selengkapnya : disini

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN NANAS


Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik


download artikel selengkapnya : disini

Wednesday, May 5, 2010

MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN BELIMBING

Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dengan nama /sebutan “star fruits”, dan jenis belimbing yang populer dan digemari masyarakat adalah belimbing “Florida”.
download artikel selengkapnya : disini